Ekonomi Kaltim Siap Menghadapi Guncangan dari Perang Dagang AS-China

, BALIKPAPAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia ((KPWBI) Kalimantan Timur Kaltim ) mengupas dampak trade war di antara Amerika Serikat (AS) dan China mengenai dampak pada ekonomi kawasan.
Kepala KPwBI Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, mengingatkan bahwa wilayah tersebut memiliki risiko tinggi untuk merasakan efek sekunder akibat kebijakan proteksionis itu, walaupun selamat dari pengaruh langsungnya.
Berdasarkan catatan historis mengenai ekspor untuk tahun 2024, Provinsi Kalimantan Timur ternyata tak punya barang yang dikirim langsung ke Amerika Serikat," ungkap Budi Widihartanto melalui pernyataan tertulisnya. Bisnis , Kamis (17/4/2025).
Oleh karena itu, Bank Indonesia mengestimasikan bahwa kebijakan tariff impor yang diimplementasikan oleh AS tidak akan langsung berdampak signifikan pada volumenya ekspor komoditas utama Kalimantan Timur.
Meskipun begitu, Budi mengatakan ada beberapa potensial second round impact yang bisa menyebar ke perekonomian Kaltim.
Penyebaran efek tersebut diyakini berasal dari dua saluran pokok. Salah satunya adalah berkurangnya permintaan ekspor dari para mitra perdagangan utama Kalimantan Timur.
Perlu diperhatikan bahwa produk unggulan Kalimantan Timur seperti batubara, CPO, dan bahan kimia merupakan kebutuhan vital untuk sektor industri di negara-negara mitra perdagangan besar Kaltim, yaitu China, India, dan Filipina. Negatifnya adalah dampak dari kebijakan tariff balasan Amerika Serikat kepada mereka.
Keadaan ini pada akhirnya dapat merugikan permintaan komoditas ekspor dari Kalimantan Timur.
Kedua, efek berkelanjutan diperkirakan akan menyebar melalui pengurangan permintaan dalam negeri untuk batubara dari Kalimantan Timur.
Penurunan tersebut dapat memicuperlambatan dalam performa sektor-sektor utama pada rantai pasokan hilir yang secara langsung dipengaruhi oleh tariff dari Amerika Serikat, misalnya sepatu, pakaian teksil, serta produk elektronik.
Seperti yang kita ketahui, batubara dari Kalimantan Timur saat ini menjadi salah satu penyuplai utama untuk pembangkit listrik di Indonesia.
Penurunan operasional sektor-sektor industri ini dengan sendirinya akan mengurangi penggunaan tenaga listrik dan dampaknya adalah peningkatan permintaan batu bara dalam negeri yang berkurang.
Berita bagusnya, Budi menyatakan bahwa keputusan tersebut trade war Ini tidak akan mencakup sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Timur dalam waktu dekat.
UMKM di Kalimantan Timur tetap mengandalkan pangsa pasarnya yang terletak dalam negeri serta mayoritas bahan mentahnya juga datang dari sumber lokal. Sebagian besar komponen UMKM di daerah ini umumnya berasal dari penyuplai dalam negri.
Untuk mengantisipasi situasi tersebut, Bank Indonesia menyarankan dua opsi kebijakan yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintah nasional, pemerintah lokal, serta perusahaan swasta.
Pertama, perlu mendiversifikasi eksportasi ke negara-negara bukan mitra perdagangan tradisional. Menurut penjelasan Budi, situasi di mana semua mitra dagang penting Kalimantan Timur dipengaruhi oleh tarif balasan dari Amerika Serikat, mendorong Kalimantan Timur untuk menemukan segmen pasar baru yang tak terpengaruh dengan kebijakan proteksionisme itu.
Ini diharapkan akan menguatkan dasar perdagangan internasional untuk Kalimantan Timur. Selain itu, ada juga peningkatan kekuatan dalam hal tersebut. local value chain dengan memindahkan bagian dari ekspor ke pasar dalam negeri.
Perlu dicatat bahwa sejumlah barang eksport utama Kalimantan Timur, misalnya pupuk dan bahan kimia dasar, tetap memperoleh minat besar di dalam negeri.
Tahap ini dianggap sebagai kesempatan untuk menguatkan sektor produksi lokal sambil tetap menjamin kestabilan perekonomian di kawasan tersebut.
Semua pihak berkepentingan di Kalimantan Timur harus siap menyongsong kemungkinan efek sambung dari perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Tidak ada komentar untuk "Ekonomi Kaltim Siap Menghadapi Guncangan dari Perang Dagang AS-China"
Posting Komentar