Film "Matahari-Matahari" : Kekuatan Karakter Kartini oleh Marissa Haque dalam Sinema Indonesia

Sama seperti Kartini, Marissa Haque muncul untuk menginspirasi perempuan Indonesia. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika gelar "Kartini dari Dunia Film Indonesia" diberikan kepada artis yang telah aktif sejak dekade 1980-an tersebut.

Tentu saja, sebagai seorang aktris senior, Marissa Haque sudah membuktikan komitmennya yang kuat dalam menciptakan industri perfilman nasional. Berkat kerja kerasnya itu, seniman ini, yang pertama kali merintis jalannya melalui film "Kembang Semusim", berhasil mendapatkan apresiasi dengan menerima beberapa penghargaan, termasuk Piala Citra pada tahun 1986 serta gelar pemeran utama wanita terbaik di ajang Festival Film Asia Pasifik edisi ke-62 di Taiwan tahun 1987 atas penampilannya sebagai karakter Maryam atau Iyom dalam produksi "Matahari-matahari".

Ya, film Matahari-matahari merupakan bukti kehebatan serta kemampuan berakting luar biasa Marissa Haque. Ini terlihat jelas melalui penggambaran karakternya dengan sangat mendalam dan penampilannya yang lincah saat memerankan tokoh Iyom sebagai seorang wanita tuli yang penuh ketahanan jiwa dan gairah hidup yang kuat walaupun harus menjalani hidup di tengah keterikatan fisik dan kesulitan hidup.

Catatan menarik tentang penampilan Marissa di film ini adalah kemampuan dia untuk menyampaikan makna melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuhnya saja, tanpa menggunakan dialog. Meskipun begitu, Marissa tetap sukses memperagakan berbagai perasaan serta emosi dengan cara yang efektif. Dia juga berhasil membawa ke pengertian inti cerita yang ingin disampaikan oleh sang sutradara.

Kekuatan karakter Marissa dapat diamati melalui beberapa skenario di film ini. Salah satu contohnya adalah saat dia disalahkan atas perselingkungan hubungannya dan kemudian meninggalkannya oleh suami, Warga. Di sini, kita bisa menyaksikan bagaimana penderitaan emosional serta kekecewaan yang dialami oleh seorang wanita berbudi seperti Iyom karena dicap sebagai selingkuhan. Pandangan matanya dan gestur tangan mengindikasikan betapa goyahnya perasaannya akibat tuduhan itu.

Di samping itu, kita dapat menyaksikan rasa duka yang amat sangat dari Iyom ketika ia kehilangan Ipin, putranya selama kejadian kebakaran yang merenggut tempat tinggal mereka. Emosi hancur dan kesedihan seorang ibu yang telah kehilangan anaknya dengan sempurna direpresentasikan oleh Marissa lewat ekspresi air mata sunyi tanpa kata-kata.

Cerita dalam Film matahari tersebut menyoroti penderitaan hidup keluarga kurang berada yang berusaha memperbaiki nasib di pusat kota. Ironinya, mereka malah tersandera oleh plot kejahatan kompleks yang merenggut kedamaian keluarganya.

Cerita berpusat pada Warga, seorang petani kurang mampu dari sebuah kampung, yang bersama keluarganya bermigrasi ke kota besar dengan harapan perubahan nasib. Pengaruh kuat Kokom, seorang artis dangdut, serta dorongan Sarkim, paman-nya, semakin meyakinkan dia untuk tanpa ragu mencari peluang baru di Jakarta.

Meskipun begitu, Jakarta tidak sesempurna apa yang dijanjikannya. Tidak terjadi peningkatan signifikan dalam keadaan hidup Warga maupun Iyom.

Cerita mereka semakin kompleks saat Warga jadi korban dari permainan Sarkim, sang raja peminta-mintai yang membuatnya menjadi pembunuh berbayar. Ketika Warga tersudut dalam urusan kotor Sarkim, ia pun mulai merasakan hidup penuh kemewahan duniawi yang dahulunya hanya bisa dia impikan.

Di sisi lain, Iyom yang ditinggal oleh Warga pun menghadapi nasib pilu ketika rumahnya hangus dalam api dan ia kehilangan anak laki-lakinya bernama Ipin selama peristiwa tersebut. Nasib kurang beruntung masih menyelimutinya karena rasa sedihnya bertambah parah setelah mengetahui bahwa sang ibu sudah tiada pada saat dia pulang kampung.

Meski demikian, Iyom bukan tipe perempuan yang lemah. Kata menyerah tidak pernah ia kenali dalam kamus kehidupannya. Setelah itu, Iyom memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan bekerja sebagai pemulung guna menghidupi dirinya sendiri serta mencari jejak keberadaan Ipin, sang anak.

Keberuntungan mulai berubah ketika ia bertemu dengan Togar, orang yang langsung menyukainya. Togar, sang pemilik kios koran bekas itu mengajaknya untuk tinggal di sebuah kios di depan rumahnya bersama Mbok Sampah, sahabat seprofesinya sebagai pemulung. Dari situlah Iyom kemudian pindah haluan menjadi pedagang warung di tempat tersebut.

Upaya waralaba yang dijalankan oleh Iyom semakin maju, ia juga rajin ikut berbagai pelatihan untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Perlahan-lahan, rasa senang dan puas pun mulai menjadi bagian dari kehidupannya.

Keunggulan Iyom semakin meningkat ketika dia pada akhirnya berjumpa dengan Ipin, putranya, yang ditemukan dan dirawat oleh Nancy, seorang penulis. Akan tetapi, di penghujung kisah tersebut, Iyom terpaksa menghadap situasi yang memilukan saat ia mengetahui bahwa Warga telah diamankan kepolisan atas tuduhan pembunuhan Sarkim sebagai bentuk balas dendam.

Seperti halnya matahari sebagaimana tertera pada judul film tersebut, Marissa Haque berhasil menyampaikan sebuah inspirasi. Melalui karakter Iyom, Marissa menekankan bahwa wanita Indonesia merupakan figur yang gigih, kokoh, mampu bertahan ketika menghadapi berbagai ujian, serta memiliki tekad kuat dalam menjalani kehidupan. Ini adalah pelajaran penting yang harus dicontoh dan menjadi panduan hidup.

Tidak ada komentar untuk "Film "Matahari-Matahari" : Kekuatan Karakter Kartini oleh Marissa Haque dalam Sinema Indonesia"