Jumlah Penggemar Film Conclave 2024 Melonjak Setelah Kematian Paus Fransiskus
Setelah Paus Fransiskus kembali kepada Tuhan setelah menjalani kehidupan penuh pengabdian di bumi, fokus global tak sekadar berpusat pada Vatikan, melainkan juga terarah pada sebuah film tentang dinamika rohani dan politis dalam memilih Paus, yaitu Conclave (2024).
Peristiwa tersebut menggambarkan sejauh mana keingintahuan masyarakat tentang prosesi memilih Paus yang kaya akan unsur rohani serta diwarnai oleh perselisihan politik.
Film yang memaparkan secara apik penerusan kepemimpinan Vatikan ini mendapat sorotan besar, khususnya sesudah kedukaian Paus Fransiskus. Banyak orang tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang konklav sebagai mekanisme pengambilan keputusan pimpinan bagi komunitas Katolik global.
Kenaikan Pengunjung Sebesar 283 Persen
Menurut laporan yang dilansir The Guardian pada hari Rabu (23/4/2025) berdasarkan data dari Luminate, pengunjung ke acara Conclave meningkat secara signifikan sebesar 283%.
Film ini disaksikan selama kira-kira 1,8 juta menit pada Minggu (20/4/2025) lalu, jumlah tersebut meningkat secara signifikan hingga mencapai 6,9 juta menit di hari Senin berikutnya (21/4/2025). Lonjakan penayangan terjadi tak lama setelah berita tentang wafatnya Paus Fransiskus mulai tersebar.
Bukan hanya Conclave, film The Two Popes (2019) pun mengalami kenaikan popularitas. Film yang dinominasikan untuk Oscar tersebut meningkat sebesar 417 persen selama 24 jam setelah kematiannya sang Paus.
Kesuksesan dan Prestasi Film
Dikaryatikan oleh Edward Berger, Conclave diperankan oleh sejumlah bintang besar seperti Ralph Fiennes, Stanley Tucci, dan Isabella Rossellini.
Film yang memiliki durasi dua jam ini memenangkan empat penghargaan dalam acara Bafta 2025, antara lain untuk Kategori Film Terbaik serta Skenario Adaptasi Terbaik.
Pada Academy Awards ke-97, Conclave sekali lagi memenangkan kategori Skenario Adaptasi Terbaik.
Film ini menyihir penonton bukan saja berkat kinerja aktornya, tapi juga gara-gara narasinya yang dipadati dengan plot twist, rahasia, serta kejutan semuanya disajikan di dalam latar belakang Vatikan yang terisolasi dan penuh teka-teki.
Kisah Kompleksitas Politik Di Balik Kapel Sistine
Setelah meninggalnya seorang Paus, para kardinal dari berbagai belahan dunia bertemu di Vatikan guna mengadakan konklaf dalam rangka memilih Paus yang baru.
Dibawakan oleh Kardinal Thomas Lawrence (diperankan Ralph Fiennes), konklaf tersebut dipenuhi tensi akut di antara keempat calon terdepan: Bellini (yang diperankan Tucci), Adeyemi, Tremblay, serta Tedesco—masing-masing mencerminkan aliran pikir yang unik dalam Kristian Roma.
Akan tetapi, konklav ini lebih dari sekedar pengambilan suara. Di balik pintu tertutup tercetus berbagai deretan skandal, rahasia masa lalu, serta gerakan politik yang mempengaruhi para pemilih.
Salah satu titik penting dalam ceritanya terjadi ketika diungkapkan bahwa Kardinal Tremblay dituduh telah melakukkan simoni dan berupaya mengubah hasil pemilihan.
Lawrence, bersama dukungan dari para biarawati Vatikan, membongkar kebenaran itu.
Titik Tertinggi Kekhawatiran: Peledakan dan Panggilan Perang
Saat konklaf memasuki momen kritis, tiba-tiba meledak suara yang sangat keras menggoncangkan Kapel Sistina, diyakininya disebabkan oleh serangan bom bunuh diri.
Peristiwa tersebut menimbulkan diskusi sengit, dengan Tedesco menyuarakan permusuhan sedangkan Benitez, sang kardinal misterius yang diam-diam telah ditunjuk oleh Paus terdahulu, mengusulkan kedamaian.
Terakhir, para kardinal memilih Benitez sebagai Paus baru, dan ia kemudian mengambil nama Paus Inosensius.
Akhir yang Mengejutkan: Misteri Mengenai Identitas Paus Terbaru
Tetapi kisahnya belum berakhir. Di antara plot-twist yang paling tidak terduga dalam sejarah film religius kontemporer, Paus Benitez memberitahu Kardinal Lawrence bahwa ia merupakan individu interseks.
Baru mengetahui hal ini ketika sedang menjalani prosedur medis, dia memilih untuk tetap seperti itu dan menerima keadaan diri dengan lapang dada.
Pernyataan ini menggambarkan nyali personal dan rohani, sambil memulai dialog terbuka tentang jati diri, keyakinan, serta kepemimpinan di lingkungan Gereja Katolik.
Konklave film sukses menggabungkan unsur-unsur dramatis tentang politik, teka-teki misterius, serta pemikiran rohani ke dalam alur cerita yang menarik.
Tidak mengherankan bila, saat terjadi peristiwa nyata yaitu wafatnya seorang Paus, film tersebut kembali menarik perhatian masyarakat dunia.
(/ Bunga Kartikasari)
Tidak ada komentar untuk "Jumlah Penggemar Film Conclave 2024 Melonjak Setelah Kematian Paus Fransiskus"
Posting Komentar